Kamis, 23 Juni 2011

Mencari Sosok Seorang Pemimpin


Apa yang terlintas dalam benak Anda ketika mendengar kata pemimpin? Umumnya, setiap orang pasti mengharapkan sosok seorang pemimpin yang serba bisa. Pemimpin yang lihai dalam membaca situasi sehingga dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Lebih jauh lagi, sosok pemimpin tersebut harus memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik untuk menjaga suasana kerja yang positif dengan bawahannya.
Pada kenyataannya memang sangat mudah untuk menilai seseorang apakah layak atau tidak menjadi seorang pemimpin. Namun sayangnya, tidak banyak di antara kita yang berani dan siap untuk menjadi seorang pemimpin.
Nah, paradigma inilah yang acapkali membuat kita mengalami krisis dalam kepemimpinan. Di mana, tidak ada lagi orang-orang yang merasa sanggup menjalankan amanah sebagai seorang pemimpin. Padahal, saat ini kita sangat membutuhkan sosok seorang pemimpin yang tidak hanya memerintah atau mengontrol, tetapi lebih kepada menjaga dan mengoordinasikan setiap peran di dalam organisasinya.
Untuk menjadi seorang pemimpin tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Seorang pemimpin harus mempunyai karisma, wibawa, pemikiran yang luas, perilaku yang baik dan lainnya. Untuk menjadi pemimpin yang baik, seorang pemimpin harus memerhatikan beberapa faktor yang dapat memengaruhi terbentuknya karakteristik dan perilaku individu yang baik, seperti faktor individu, faktor lingkungan dan faktor sosial.
Berbicara mengenai kepemimpinan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak sebagai lembaga yang mengumpulkan pajak dari setiap Wajib Pajak, sangat membutuhkan orang-orang yang memiliki sikap atau mental sebagai seorang pemimpin. Pemimpin yang kuat dan berani dalam menjalankan tanggung jawab, terlebih dalam upaya untuk meningkatkan penerimaan negara dari tahun ke tahun. Figur ini diperlukan mulai dari tingkatan Direktur Jenderal hingga pimpinan unit. 
Coba Anda bayangkan, apa yang akan terjadi jika setiap petugas pajak memiliki mental dan sikap sebagai seorang pemimpin. Pertama, Ditjen Pajak akan menjadi sebuah lembaga yang sangat luar biasa. Kedua, kepercayaan dari Wajib Pajak akan terus bertambah.
Bahkan, sikap kepemimpinan yang dimiliki nantinya akan berdampak pada tumbuhnya kesadaran Wajib Pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya. Selain itu, hubungan harmonis antara petugas dan Wajib Pajak akan semakin erat ke depannya.
Nah, untuk dapat mencapai tujuan tersebut ada kiranya jika dari sekarang kita semua menanamkan nilai-nilai kepemimpinan dalam diri kita sendiri. Bukankah setiap manusia dilahirkan untuk menjadi seorang pemimpin? Minimal pemimpin bagi dirinya sendiri ¢

Tidak ada komentar:

Posting Komentar